Sabtu, 28 Juni 2014
Tugas 4 softskill
Nama : Khusnul khotimah
kelas : 2pa11
1. Pekerjaan
waktu luang
A)
Mengubah Sikap dan Pekerjaan
1. Definisi Nilai Pekerjaan
Nilai
pekerjaan adalah nilai dari apa yang kita kerjakan, sangat bergantung kepada
cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita
lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah
perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya
sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita
ketika mengerjakan pekerjaan itu.
2. Apa yang di cari dalam Pekerjaan?
Mencari
uang: Hal ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk
bekerja. Untuk mencari nafkah (uang),
untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Hal ini juga yang biasa digunakan
sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan. Semakin besar gaji (uang)
yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin menarik perkerjaan itu.
Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari gaji yang lebih tinggi.
Mencari
pengembangan diri: Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih
baik. Orang bekerja karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri
mereka. Mereka akan mencari pekerjaan
dimana mereka dapat mengembangkan diri mereka disana.
Mencari
teman/sarana bersosialisasi: Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk
bersosialisasi. Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan relasi
mereka. Sebagai media dan tempat mereka untuk bersosialisasi.
Mencari
kebanggaan/kehormatan diri: Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja
adalah kebanggaan dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi kebutuhan dirinya
dengan bekerja lebih terhormat dibandingkan orang yang tergantung pada orang
lain.
3. Fungsi psikologis
dalam pekerjaan
Fungsi psikologinya
yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu
mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri.
Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika
mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978).
Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang
penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka
tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika
perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan
pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang
pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau
konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau
mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan
karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)
A)
Peroses dalam memilih pekerjaan
a.
Tahap pertama adalah pada umur 15 - 22 tahun: Pada
tahap ini, seseorang umumnya memilih jurusan, yang menurutnya baik dan ia suka.
Apakah seseorang memilih jurusan tertentu oleh karena masalah imej jurusan
tersebut- ini adalah salah satu faktor. Bisa juga ia memilih jurusan tertentu
karena rekomendasi orang tua dan sisi ekonomi atau peluang kerja. Beragam
alasan orang memilih jurusan tertentu di sekolah atau kampus.
b.
Tahap
kedua adalah pada umur 22 - 30 tahun: Pada fase ini, orang memilih karir sesuai
dengan jurusan yang ia pelajari di kampus. Ia tertarik dengan pekerjaan barunya
dan mulai menekuni apa yang ia pilih. Ini biasanya bisa terjadi sampai umur 30
tahun. Ada gairah terhadap pekerjaan apalagi kalau di perusahaan tempat ia
bekerja ada suasana kondusif ditambah dengan jenjang karier yang jelas.
c.
Tahap ketiga adalah pada umur 30 - 38 tahun:
Bila seseorang menekuni pekerjaannya pada fase kedua, kinerjanya akan semakin
baik pada phase ini. Kinerjanya umumnya di atas rata-rata. Gairah kerja semakin
bertambah. Ia mungkin mencapai posisi manager dalam sebuah perusahaan pada
phase ini. Karir semakin mantap dan bisa sampai menduduki posisi Vice
President. Ini tergantung berapa bagus kinerjanya dan berapa baik budaya
korporasi di perusahaan.
d.
Tahap keempat adalah pada umur 38 - 45 tahun:
Inilah tahapan atau fase yang tepat untuk memikirkan ulang pekerjaan yang
seharusnya ditekuni. Pada phase ini biasanya orang mulai makin sadar akan
pekerjaan yang seharusnya ia tekuni. Ini adalah fase yang kritis karena pada
phase ini akan muncul pertanyaan, "Mau ke mana arah atau jalur karir yang
akan ditempuh?" Pada fase ini persaingan ke posisi yang lebih tinggi
semakin ketat. Peluang untuk naik ke posisi yang banyak membuat kebijakan
strategis semakin kecil karena persaingan atau ada orang yang lebih hebat atau
lebih cerdas dari Anda untuk menduduki posisi tersebut. Pada saat yang sama,
Anda juga ingin merasakan keleluasaan untuk memberikan keputusan. Ada keinginan
untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih besar bagi perusahaan atau
organisasi yang akan menambah kepuasan diri juga; ada self-actualisation- meminjam
istilah dari Abraham Maslow.
e.
Tahap kelima adalah pada umur 45 - 55 tahun:
Bila seseorang lolos pada fase ke empat, biasanya ia akan semakin mantap pada
phase ini, khususnya mereka yang memilih karir atau menemukan pekerjaan yang
cocok dengan bakat dan talenta pribadinya. Karirnya akan semakin bersinar. Ada
kematangan baik dalam jiwa dan dalam pekerjaan. Ia semakin mengerti tujuan
perusahaan. Ia makin mengerti relasi dari organisasi dengan masyarakat luas.
Namun, pada fase ini juga orang akan mulai mengalami kebosanan di pekerjaan
kalau salah mengambil keputusan pada tahap kelima. Jangankan di phase ini, pada
phase keempat pun orang sudah mulai merasakan kebosanan dalam pekerjaan. Gairah
kerja hilang karena tidak ada keputusan berarti yang bisa dilakukan bagi
perusahaan.
f.
Tahap keenam adalah umur 55 - 62 tahun:
Orang-orang yang sukses melewati tahap ke empat dan kelima akan mengalami
gairah kerja yang semakin bertambah pada fase ini. Kreatifitas muncul; ide-ide
baru utuk memperbaiki organisasi melintas dalam pikiran. Vitalitas orang
semakin bertambah dalam pekerjaan pada phase ini. 'Self-actualization' semakin
matang dan mulai mempersiapkan diri utuk memasuki phase terakhir.
g.
Tahap
ketujuh adalah 62 - 70 tahun: Pada fase ini orang mulai memikirkan bagaimana
meneruskan karir yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah dirintis dan
berjalan. Ia mulai memikirkan siapa yang akan menggantikannya di kemudian hari.
Bila Anda kebetulan pada fase ini, Anda sudah harus memikirkan bagaimana agar
apa yang sudah dimulai dan dikerjakan bisa diteruskan dalam track yang benar
oleh penerus Anda
2. Menjelaskan fase fase identitas pekerjaan
Fase-fase dalam pekejaan adalah
Orang denderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana
seiring kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya
bekerja untuk IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan
bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka
merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada
tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan
hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan
A)
Memilih Pekerjaan
Yang Cocok
a) Hubungan
antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
*Kepribadian
Artistik
Karakter:
kreatif, imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka
bekerja tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan
design/warna/kata-kata. Orang artistik merupakan pemecah masalah yang sangat
hebat karena mereka menggabungkan pola pikir intuisi dan pendekatan rasional.
Pekerjaan
yang cocok: editor, grafik desainer, guru drama, arsitek, produser, ahli
kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior desain.
*Kepribadian
Konvensional
Karakter:
menyukai aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan
rincian data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
Pekerjaan
yang cocok: akuntan, petugas asuransi, penegak hukum, pengacara, penulis,
penerjemah.
*Kepribadian
Aktif
Karakter:
gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet,
enerjik, dan progresif.
Pekerjaan
yang cocok: wiraswasta, direktur program, manajer.
*Kepribadian
Investigasi
Karakter:
analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail, lebih
suka bekerja secara individu, menggunakan logika.
Pekerjaan
yang cocok: analisis sistem komputer, programmer, dosen, profesor, statistik,
dokter.
*Kepribadian
Realistis
Karakter:
realistis, praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah
dan solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang
menggunakan alat bantu atau mesin. Pekerjaan yang cocok: tukang listrik, dokter
gigi, insinyur.
*Kepribadian
Sosial
Karakter:
suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim,
sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia,
suka berbicara.
Pekerjaan
yang cocok: psikolog, guru, mediator, perawat, entertainer, selebriti.
A)
Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Dawis dan Lofquist (1984) mendefinisikan
penyesuaian bekerja sebagai “proses berkelanjutan dan dinamis di mana seorang
pekerja berusaha untuk mencapai dan mempertahankan korespondensi dengan
lingkungan kerja”.
Ada dua komponen utama untuk memprediksi
penyesuaian kerja: kepuasan dan kualitas memberikan kepuasan yang cukup untuk
memenuhi permintaan atau kebutuhan (satisfactoriness). Kepuasan
mengacu pada sejauh mana kebutuhan individu dan persyaratan dipenuhinya
pekerjaan yang dia lakukan. Satisfactoriness menyangkut penilaian orang lain,
dari sejauh mana individu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
B) Waktu
Luang
Waktu
luang artinya waktu bebas atau waktu yang memberikan peluang, kepada seseorang
untuk bebas atau tidak terikat oleh suatu tugas, pekerjaan , atau kewajiban
yang harus dikerjakan secara rutin ia dapat melakukan apa saja menurut
kehendaknya yang dapat menimbulkan rasa senang serta mendapatkan kepuasaan dari
kesenangn tersebut berguna atau tidaknya waktu luang, sangat tergantung pada
bagaimana cara individu-individu menanggapinya.Kesehatan atau sehat adalah
suatu keadaan yang mennyatakan bahwa keadaan jasmani, rohani dan kehidupan
social seseorang adalah sehat jasmani, sehat rohani, dan sehat social.
1.Jangan
pernah terjebak dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah yang
mengatur waktu:)
2.Coba
sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis di
smartphone yang kita miliki
3.
Tentukan prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana
yang kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
4.Buat
yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu bekerja,
waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
5.Pastikan
dalam agenda, 50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan positif atau
produktif.
6.Jangan
melakukan pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang lebih dulu
dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
7.Jika
tidak berhubungan dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga
pekerjaan tuntas diselesaikan :)
Menggunakan
waktu dengan bijak, maka tidak ada istilah tidak punya waktu luang! Tidak ada
waktu yang terbuang percuma.
Kuncinya
terletak bukan pada bagaimana Anda menghabiskan waktu, namun dalam
menginvestasikan waktu Anda. Melakukan dua hal bersamaan sama artinya dengan
tidak melakukan sesuatu. - Stephen R. Covey
2. Self dan penerapan directed
changes
A. Konsep dan Penerapan
Self-directed changes: Mahasiswa mengetahui dan termotivasi untuk melakukan
perubahan pribadi dengan melalui tahapan:
1. Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan diri pada kesadaran
bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai
dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat
perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur
kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal
serta belajar yang efektif.
2. Menetapkan tujuan
Dimaksudkan untuk menjaga
individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat
mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin
dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan
hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di
masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
3. Pencatatan perilaku
Menguatkan perilaku ulang kalau
individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan
sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku
sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.
4. Menyaring anteseden perilaku
Bisa membagi perilaku sasaran
ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih siap dalam mempelajari
perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku membantu individu agar
dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan strategi.
5. Menyusun konsekuensi yang efektif
Pemahaman dalam arti sehat
mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk
melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh manusia,
dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris,
emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
6. Menerapkan perencana intervensi
Membawa perubahan, tentunya
pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter /
watak, dan cara cara berperilaku secara individual. Dalam arti kita harus lebih
memahami cara berperilaku pada kegiatan proses pembentukan watak dan
pembelajaran secara terencana.
7. Evaluasi
Faktor yang penting untuk
mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor penting untuk
mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses maupun hasil
pembelajaran.
sumber : http://pestawaniagnes.blogspot.com/2013/06/pekerjaan-waktu-luang-dan-self-directed.html http://segita-19.blogspot.com/2013/05/pekerjaan-dan-waktu-luang.html http://faztilmi.wordpress.com/2013/01/12/teori-penyesuaian-kerja/
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar