Kamis, 26 Maret 2015
Softskill Psikoterapi
Khusnul Khotimah
14512099 _ 3pa11
Konsep psikoanalisis : (wade,
travis.2008) freud (1856-1939) ,
seorang neurolog yang tidak dikenal mendengarkan laporan pasienya mengenai
depresi kecemasan dan sejumlah kebiasaan obsesif didalam ruang kerjanya. Freud
menjadi yakin bahwa banyak gejala pasienya yang diakibatkan oleh penyebab
mental dan bukan penyebab fisik, freud berkesimpulan bahwa penderitaan distress
yang mereka alami terkait dengan konflik serta trauma emosional yang terjadi
dimasa anak anak dan hal itu terlalu menakutkan untuk diingat secara sadar. Pendekatan psikoanalisa yaitu
dengan cara pasien berbagi pikiran hasrat dan konflik yang tidak disadari.
Untuk itu diperlukan teknik-teknik dasar psikoanalisis yaitu : Asosiasi bebas,
penafsian, analisis mimpi, resistensi, dan transferensi Corey (dalam Riyanti, Prabowo, 1998).
Prespektif belajar : (wade,
travis. 2008) Menelaah cara lingkungan dan pengalaman mempengaruhi tindakan
seseorang atau organisasai lain mereka yakin bahwa peroses belajar seseorang
tidak hanya dicapai melalui adaptasi
perilaku agar sesuai dengan lingkungan, namun juga peroses peniruan perilaku
orang lain dan dengan memikirkan
berbagai peristiwa yang berlangsung disekitar lingkungan mereka. dalam
mekanisme dan pendekatan ilmiah yang diimplikasikan pada pendekatan secara
sistematis dan terstruktur dalam proses konseling. Dalam konsep behavior,
perilaku manusia merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi
dan mengkreasikan kondisi belajar. Manusia tidak diasumsikan secara
deterministik tetapi merupakan hasil dari pengkondisian sosio kultural. Trend baru
dalam behaviorisme adalah diberinya peluang kebebasan dan menambah keterampilan
konseling untuk memiliki lebih banyak opsi dalam melakukan respon. Sanyata
(2012) Pada tahun 1950an banyak eksperimen yang dilakukan oleh psikolog dan
terapis dalam upaya pengembangan potensi manusia, Salah satu temuan baru yang
didapatkan adalah menganggap pentingnya faktor belajar pada manusia, di mana
untuk memperoleh hasil belajar yang optimal diperlukan reinforcement sehingga
teori ini menekankan pada dua hal dua hal penting yaitu learning dan
reinforcement serta tercapainya suatu perubahan perilaku (behavior). Dalam
perkembangan lebih lanjut teori ini dikenal dengan behavior therapy dalam
kelompok paham behaviorisme, yang dikembangkan melalui penelitian
eksperimental.
Prespektif humanistik (terapi
eksistensial/humanistik) : dasar dari
terapi humanistik adalah penekanan keunikan setiap individu serta memusatkan
perhatian pada kecenderungan alami dalam pertumbuhan dan perwujudan dirinya.
Dalam terapi ini para ahli tidak mencoba
menafsirkan perilaku penderita, tetapi bertujuan untuk memperlancar kajian
pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri,
salah satu terapi yang terkenal adalah terapi
yang berpusat pada klien atau Client-Centered Therapy , Dalam terapi
yang dikembangkan Carl rogers tersebut ugas terapis adalah mempermudah peroses
pemecahan masalah mereka sendiri , terapis juga tidak mengajukan pertanyaan
menyelidik , membuat penafsiran dan mengajukan serangkaian tindakan Atkinson dkk.,
(dalam Riyanti, Prabowo, 1998).
Pendekatan psikologi kognitif :
yaitu menekankan pada hal yang berlangsung dipikiran seseorang, bagaimana
seseorang berfikir, mengingat, memahami bahasa, memecahkan maslaah, menjelaskan
berbagai penglaman, memperoleh sejumlah standar moral, dan membentuk keyakinan
.Terapi kognitif perilaku, terapi kognitif perilaku merupakan suau gabungan
antara terapi kognitif dengan terapi perilaku,terapi ini menganggap
kesulitan-kesulitan emosional berasal dari pikiran atau keyakinan yang salah (kognisi) yang menyebabkan
perilaku yang tidak produktif. kondisi psikiatik membaik apabila cara berpikir
pasien menjadi lebih akurat dan apabila
perilaku individu menjadi lebih tepat
(tomb, 2004)
Kasus
Kasus dalam psikodinamika, Hampir
sebagian besar wanita korban perkosaan mengalami gangguan stress pasca-trauma.
Kesan peristiwa perkosaan itu menyelubungi mereka dengan perasaan rentan,
ketakutan karna hidup dalam dunia yang berbahaya, dan kehilangan kontrol dalam
kehidupan mereka. Mereka selalu berfikir kembali tentang trauma itu dan ini
mewarna perilaku sehari-hari maupun tindakan tindakan yang akan datang. Banyak
dari korban ini merasa hidupnya telah gagal sama sekali dan tidak mampu
melakukan pekerjaan sehari-hari. Mereka takut diinggal sendirian dirumah dan
selalu merasa diikiti oleh seseorang. Mimpi-mimpi buruk sering timbul berulang,
gangguan nafsu makan dan banyak keluhan keluhan somatik seperti nyeri kepala,
mual-mual, mudah lelah, sering tegang, dan lain-lain.
Kasus yang dapat ditangani
dengan pendekatan behaviouristik seperti
penyimpangan tingkah laku, tingkah laku yang termasuk abnormal, baik yang
tergolong neurotik, psikotik ataupun tingkah laku manusia yang tergolong
normal. Penyimpangan tingkah laku dapat berbentuk ngompol, gagap, pobia, obsesi
dan kompulasi, histeria, tiks, psikopat, kriminalitas, ketimpangan sosial,
psikosa alcoholism, dan mental deficiency pada manusia yang tergolong normal.
Kasus yang dapat ditangani
dengan pendekatan humanistik gangguan-gangguan dalam komunikasi-komunikasi
keluarga membuat anggota keluarga tertentu terpaksa malaksanakan
tuntutan-tuntutan yang bertentangan dengan orang lain dan kehendak dirinya,
yang menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi tertentu, penolakan menjadi style, dan
orang tidak menyadari ketidaksesuaian dalam dirinya maka kecemasan dan ancaman
muncul akibat dari orang yang sangat sadar dengan ketidaksesuaian tersebut.
Kasus yang dapat ditangani
dengan pendekatan kognitif seperti
kecemasan berbicara di depan umum, mengalami kecemasan tinggi saat
diminta berbicara di depan umum, Kecemasan berbicara di depan umum adalah suatu
hal yang normal, bahkan dapat dikatakan sehat apabila kecemasan tersebut mendorong
seseorang untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mengantisipasi apa yang
ditakutkannya, namun kecemasan yang terlalu tinggi pada saat berbicara di depan
umum akan menghambat seseorang untuk menunjukkan kapasitas dirinya, faktor
penyebab kecemasan bersumber pada proses kognitif dan perilaku pembicara.
Alasan
Mengapa kasus tersebut dapat di
tangani oleh psikodinamik : Karena kunci pengobatan dengan psikodinamika rasa
bersalah yang ad apada individu-individu yang selamat tersebut. Difokuskan
karna adanya perasaan dikejar-kejar , adanya mimpi buruk yang berulang-ulang
karna inti dari pengalaman tarumatik tersebut direpres secara total maka
dibutuhkan teknik psikoterapi psikodinamika agar dilakukanya asosiasi bebas,
analisis mimpi.
Kasus Behavioural dapat
ditangani dengan pendekatan behaviouristik, Pendekatan behavioristik cenderung
bersifat direktif dan memberi arahan kepada klien. Konselor memilliki posisi
aktif untuk membantu klien mengubah perilakunya, Behavioristik merupakan salah
satu pendekatan teoritis dan praktis mengenai model pengubahan perilaku konseli
dalam proses konseling dan psikoterapi. Pendekatan behavioristik yang memiliki
ciri khas pada makna belajar, conditioning yang dirangkai dengan reinforcement
menjadi pola efektif dalam mengubah perilaku.
Dapat ditangani dengan
humanistik karena eksistensialisme menekankan pada anggapan bahwa manusia
memiliki kebebasan dan tanggung jawab bagi tindaka -tindakannya, maka
eksistensialisme menarik para ahli psikologi humanistik. Para ahli psikologi
humanistik menekankan bahwa individu adalah penentuan bagitingkah laku dan
pengalamanya sendiri. Manusia adalah agen yang sadar, bebas memilih atau
menentukan setiap tindakannya. karena pengaruh eksisistensialisme mengambil
model dasar manusia sebagai mahkluk yangbebas dan bertanggung jawab Dapat
tangani dengan pendekatan humanistik dikarnakan kecemasan sebagai keadaan
ketidaknyamanan atau ketegangan yang sebabnya tidak diketahui
Mengapa dapat ditangani dengan
pendekatan kognitif ? Komunikasi adalah suatu hal yang sangat penting dan tidak
mungkin dihindari dalam kehidupan manusia sebagai mahluk sosial. Di dalam
Pendekatan Perilaku Kognitif, komponen kognitif ditujukan untuk mengubah
pikiran-pikiran salah yang menjadi penyebab masalah, jika seseorang mempunyai
pikiran yang negatif tentang situasi berbicara di depan umum, maka pikiran
negatif tersebut akan mempengaruhi perasaan dan perilakunya sehubungan dengan
situasi tersebut. Pikiran negatif tentang situasi berbicara di depan umum akan
menimbulkan perasaan takut atau cemas, yang kemudian akan berimbas pada
perilaku.
Dapus:
Riyanti,dwi,B.P., dan
Prabowo,Hendro. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Gunadarma
Sanyata, S. 2012. Teori dan
Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam Konseling. Jurnal Paradigma. No 14.
Tomb,A.David., 2004. PSIKIATRI.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Wade,C., dan Travis,C. 2008.
Psikologi edisi kesembilan
Langganan:
Postingan
(Atom)