Selasa, 25 Maret 2014
Nama : Khusnul Khotimah
Tugas : Softskill
Kls : 2pa11
Npm : 14512099
1. Konsep mental yang akif
Konsep ini terutama dianut oleh para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominan strukturalisme di Jerman telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris. Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.
2. Perkembangan treatment terhadap gangguan mental
Pada masa ini penanganan terhadap penderita gangguan mental sangat tidak manusiawi dan disamakan dengan para pelaku kriminal serta orang-orang terlantar. Reformasi dalam penanganan penderita gangguan mental diawali dengan perbaikan fasilitas pengobatan, akhirnya mengarah pada perbaikan di bidang teknik terapi bagi gangguan emosional dan perilaku
Manusia diperlukan sebagai mesin, layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya. Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas.
Tugas : Softskill
Kls : 2pa11
Npm : 14512099
A.
Teori Kesehatan Mental
Menurut Pieper dan Uden (2006)
Kesehatan mental adalah
suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap
dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan
dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi
masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki
kebahagiaan dalam hidupnya.
Notosoedirjo dan Latipun
(2005), mengatakan bahwa terdapat banyak cara
dalam mendefenisikan kesehatan mental (mental hygene) yaitu: (1) karena
tidak mengalami gangguan mental, (2)
tidak jatuh sakit akibat stessor, (3) sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan
lingkungannya, dan (4) tumbuh dan berkembang
secara positif.
Dari beberapa definisi
diatas dapat di artikan bahwa kesehatan mental merupakan suatu tercapainya
kondisi fungsi jiwa manusia . serta
kemampuanya dalam menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi ,serta memiliki
kebahagiaan dan kepuasaan pada dirinya
dan memiliki kemampuan bersosialisasi
yang baik terhadap lingkungannya
Seseorang yang memiliki
kesehatan mental adalah mereka yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya
untuk menyelaraskan fungsi jiwanya , terhindar dari gejala gangguan jiwa,
berfikir secara jernih dan normal , mampu membedakan mana yang patut dilakukan
dan tidak .
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan
Mental
Ada beberapa faktor yang
berkontribusi terhadap tingkat kesehatan mental yakni sebagai berikut:
A) Biologis
Para ahli telah banyak
melakukan studi tentang hubungan antara dimensi biologis dengan kesehatan
mental. beberapa aspek biologis yang
secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental, diantaranya: otak,
sistem endokrin, genetik, sensori, kondisi ibu selama kehamilain.
B) Psikologis
Notosoedirjo dan latipun
(2005), mengatakan bahwa aspek psikis manusia merupakan satu kesatuan dengan
dengan sistem biologis. Sebagai subsistem dari eksistensi manusia, maka aspek
psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah
aspek psikis tidak dapat dipisahkan dari aspek yang lain dalam kehidupan
manusia.
C) Sosial Budaya
Lingkungan sosial sangat
besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Lingkungan sosial tertentu dapat
menopang bagi kuatnya kesehatan mental sehingga membentuk kesehatan mental yang
positif, tetapi pada aspek lain kehidupan sosial itu dapat pulan menjadi
stressor yang dapat mengganggu kesehatan mental beberapa lingkungan sosial yang
berpengaruh terhadap kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1. Stratifikasi sosial
Masyarakat kita terbagi
dalam kelompok-kelompok tertentu.
Pengelompokan itu dapat dilakukan
diantaranya jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan status sosial.
Stratifikasi sosial ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, misalnya
kaum minoritas memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mengalami gangguan
mental.
2. Interaksi sosial
Interaksi sosial banyak
dikaji kaitannya dengan gangguan mental. Ada dua pandangan hubungan interaksi
sosial ini dengan gangguan mental. Pertama teori psikodinamik mengemukakan
bahwa orang yang mengalami gangguan emosional dapat berakibat kepada pengurangan
interaksi sosial, hal ini dapat diketahui dari perilaku regresi sebagai akibat
dari adanya sakit mental. Kedua adalah bahwa rendahnya interaksi sosial itulah
yang menimbulkan adanya gangguan mental.
3. Keluarga
Keluarga yang lengkap dan
fungsional serta mampu membentuk homeostatis akan dapat meningkatkan kesehatan
mental para anggota keluaganya, dan kemungkinan dapat meningkatkan ketahanan
para anggota keluarganya dari gangguan-gangguan mental dan ketidakstabilan
emosional para anggotanya.
4. Perubahan sosial
Sehubungan dengan
perubahan sosial ini, terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu,
perubahan sosial dapat menimbulkan kepuasan bagi masyarakat karena sesuai
dengan yang diharapkan dan dapat meningkatkan keutuhan masyarakat dan hal ini sekaligus
meningkatkan kesehatan mental mereka. Namun, di sisi lain dapat pula berakibat pada masyarakat
mengalami kegagalan dalam penyesuaian terhadap perubahan itu.
5. Sosial budaya
Sosial budaya memiliki makna yang
sangat luas. Namun dalam
konteks ini budaya lebih dikhususkan
pada aspek nilai, norma, dan
religiusitas dan segenap aspeknya.
Dalam konteks ini, kebudayaan
yang ada di masyarakat selalu
mengatur bagaimana orang /seharusnya melakukan sesuatu, termasuk didalamnya
bagaimana seseorang berperan sakit, kalsifikasi kesakitan, serta adanya
sejumlah kesakitan yang sangat spesifik ada pada budaya tertentu, termasuk pula
adanya gangguan mentalnya.
B.
ALIRAN PSIKOANALISA
Berdirinya aliran
psikoanalisa semenjak tahun 1890an
sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud
mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis.
Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi,
dan pengamatan klinis, serta terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah
sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis lainnya.
Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran
psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun
psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti
aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain
di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.
1. Konsep mental yang akif
Konsep ini terutama dianut oleh para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominan strukturalisme di Jerman telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris. Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.
2. Perkembangan treatment terhadap gangguan mental
Pada masa ini penanganan terhadap penderita gangguan mental sangat tidak manusiawi dan disamakan dengan para pelaku kriminal serta orang-orang terlantar. Reformasi dalam penanganan penderita gangguan mental diawali dengan perbaikan fasilitas pengobatan, akhirnya mengarah pada perbaikan di bidang teknik terapi bagi gangguan emosional dan perilaku
C. ALIRAN
BEHAVIOURISTIK
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam
suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan
hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu
organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak
spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Kepribadian sehat
behavioristik :
a. Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
b. Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
c.Mementingkan faktor lingkungan
d. Menekankan pada faktor bagian
e. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
f. Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu
a. Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
b. Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
c.Mementingkan faktor lingkungan
d. Menekankan pada faktor bagian
e. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
f. Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu
Manusia diperlukan sebagai mesin, layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya. Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas.
Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang
yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan
manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.
Suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh
behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin , “ suatu sistem
kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum.
Individu digambarkan sebagai suatu ot=rganisme yang tersusun baik, teratur, dan
ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan
kreativitas, seperti suatu alat pengatur panas.
D.
ALIRAN
HUMANISTIK
Aliran ini muncul akibat reaksi atas
aliran behaviourisme dan psikoanalisis. Kedua aliran ini dianggap merendahkan
manusia menjadi sekelas mesin atau makhluk yang rendah. Aliran ini biasa
disebut mazhab ketiga setelah Psikoanalisa dan Behaviorisme.
Salah satu tokoh dari aliran ini –
Abraham Maslow – mengkritik Freud dengan mengatakan bahwa Freud hanya meneliti
mengapa setengah jiwa itu sakit, bukannya meneliti mengapa setengah jiwa yang
lainnya bisa tetap sehat.
Salah satu bagian dari humanistic
adalah logoterapi. Adalah Viktor Frankl yang mengembangkan teknik psikoterapi
yang disebut sebagai logotherapy (logos = makna). Pandangan ini
berprinsip:
a. Hidup memiliki makna, bahkan dalam situasi yang
paling menyedihkan sekalipun.
b. Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna
dari kehidupan kita itu sendiri.
c. Kita memiliki kebebasan untuk memaknai apa yang
kita lakukan dan apa yang kita alami bahkan dalam menghadapi kesengsaraan
sekalipun.
Frankl mengembangkan teknik ini
berdasarkan pengalamannya lolos dari kamp konsentrasi Nazi pada masa Perang
Dunia II, di mana dia mengalami dan menyaksikan penyiksaan-penyiksaan di kamp
tersebut. Dia menyaksikan dua hal yang berbeda, yaitu para tahanan yang putus
asa dan para tahanan yang memiliki kesabaran luar biasa serta daya hidup yang
perkasa. Frankl menyebut hal ini sebagai kebebasan seseorang memberi makna pada
hidupnya.
Logoterapi ini sangat erat kaitannya
dengan SQ, yang bisa kita kelompokkan berdasarkan situasi-situasi berikut ini:
a. Ketika
seseorang menemukan dirinya (self-discovery). Sa’di (seorang penyair besar
dari Iran) menggerutu karena kehilangan sepasang sepatunya di sebuah masjid di
Damaskus. Namun di tengah kejengkelannya itu ia melihat bahwa ada seorang
penceramah yang berbicara dengan senyum gembira. Kemudian tampaklah olehnya
bahwa penceramah tersebut tidak memiliki sepasang kaki. Maka tiba-tiba ia
disadarkan, bahwa mengapa ia sedih kehilangan sepatunya sementara ada orang
yang masih bisa tersenyum walau kehilangan kedua kakinya.
b. Makna
muncul ketika seseorang menentukan pilihan. Hidup menjadi tanpa makna
ketika seseorang tak dapat memilih. Sebagai contoh: seseorang yang mendapatkan
tawaran kerja bagus, dengan gaji besar dan kedudukan tinggi, namun ia harus
pindah dari Yogyakarta menuju Singapura. Di satu sisi ia mendapatkan kelimpahan
materi namun di sisi lainnya ia kehilangan waktu untuk berkumpul dengan
anak-anak dan istrinya. Dia menginginkan pekerjaan itu namun sekaligus punya
waktu untuk keluarganya. Hingga akhirnya dia putuskan untuk mundur dari
pekerjaan itu dan memilih memiliki waktu luang bersama keluarganya. Pada saat
itulah ia merasakan kembali makna hidupnya.
c. Ketika
seseorang merasa istimewa, unik dan tak tergantikan. Misalnya: seorang
rakyat jelata tiba-tiba dikunjungi oleh presiden langsung di rumahnya. Ia
merasakan suatu makna yang luar biasa dalam kehidupannya dan tak akan
tergantikan oleh apapun. Demikian juga ketika kita menemukan seseorang yang
mampu mendengarkan kita dengan penuh perhatian, dengan begitu hidup kita
menjadi bermakna.
d. Ketika kita
dihadapkan pada sikap bertanggung jawab. Seperti contoh di atas, seorang
bendahara yang diserahi pengelolaan uang tunai dalam jumlah sangat besar dan
berhasil menolak keinginannya sendiri untuk memakai sebagian uang itu untuk
memuaskan keinginannya semata. Pada saat itu si bendahara mengalami makna yang
luar biasa dalam hidupnya.
e. Ketika kita
mengalami situasi transendensi (pengalaman yang membawa kita ke luar dunia
fisik, ke luar suka dan duka kita, ke luar dari diri kita sekarang).
Transendensi adalah pengalaman spiritual yang memberi makna pada kehidupan
kita.
E. PENDAPAT ALLPORT
Allport
mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan pribadi yang
sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan.
Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium
anak. Jika seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan
menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas. Demikian pula jika seorang
anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh tuntutan, egosentris,
pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang itu akan
dikontrol oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh keinginan dan konflik dan
mungkin mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.
Karakteristik
Kepribadian yang Sehat Menurut Allport
a. Memiliki
kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan-tatangan
baru.
b. Tidak
menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
c. Mengambil
risiko, berspekulasidan menyelidiki hal-hal baru.
d. Aktivitas
yang menghasilkan ketegangan.
e. Melalui
tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
f. Pribadi
sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang
membimbing dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
g. Pribadi yang
matang tidak dikontrol oleh traumadan konflik mas kanak-kanak.
h.
Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan integrasi
kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya.
i. Kepribadian
yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle of mastery and
competency.
j. Proprium
“Self” = Setiap pribadu memiliki keunikan masing-masing.
F. PENDAPAT ROGERS
Orang yang
sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya.
Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Aktualisasi diri
adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. Berkembangnya konsep
diri yang sehat tergantung dari pengalman masa kecil anak akan pnerimaan dan
cinta kasih (ibu).
a) Terdapat
tiga gambaran umum aktualisasi diri
1. Aktualisasi
diri bukanlah merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu proses yang
kontinu.
2. Aktualisasi
diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang menyakitkan sehingga
diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang
yang mengaktualisasikan diri tidaklah berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan
itu akan timbul sebagai efek dari aktualisasi diri ini.
3. Orang yang
mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan tidak
bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
b) Di samping
ketiga hal umum tersebut, lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi
diri adalah sebagai berikut:
1. Terbuka
pada pengalaman
Orang yang
tidak mengembangkan penghargaan positif bersyarat akan mengembangkan sikap yang
terbuka pada pengalaman. Pengalaman tidak hanya diterima namun juga
dimanfaatkan untuk mengembangkan persepsi dan ungkapan baru. Saat mengalami
pengalaman, orang yang demikian lebih mengalami emosi yang lebih kuat, baik
emosi positif maupun negatif, dibanding orang yang defensif.
2. Kehidupan
eksistensial
Orang yang
berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap
momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Ia tidak akan
beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak
harus memanipulasi apa yang dialaminya. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial
ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi
diri/keperibadian yang sehat.
3. Kepercayaan terhadap organisme
orang sendiri
Orang yang
mengaktualisasikan diri akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua
informasi yang ada, bahkan dari segi selain pikirannya. Organismenya secara
keseluruhan, baik sadar dan tak sadar, faktor emosional maupun intelektual,
akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya dalam
membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri, intuisinya,
impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru
(tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4. Persaaan bebas
Orang yang
sehat dapat memilih dengan bebas dapat memilih dengan bebas tanpa rintangan
atau paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan
berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan. Karena merasa bebas dan berkuasa,
ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan
pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
Dengan
ciri-ciri di atas membawa akibat yaitu orang yang sehat adalah orang yang
kreatif. Kreativitas dan spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri
menjadikannya pantas untuk menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.
c) Menurut
rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau
mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya
mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
d) Positive
Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang. Semua anak
terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan
menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas kalau dia menerima
kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan kecewa
kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.
e) Self
concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun
jika si-ibu tidak memberikan positive regard kepada anak, anak akan
menjadi peka terhadap suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak mengharapkan
bimbingan dan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri.
Karena ia telah merasa kecewa, maka kebutuhan positive regard sekarang
bertambah kuat, anak bekerja keras untuk positive regard dengan
mengorbankan aktualisasi diri.
f) Kasih sayang
yang diterima anak adalah syarat tingkah laku yang baik. Karna ia mengembangkan
conditional positive regard maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu
dan menerapkannya pada dirinya sendiri. Dalam keadan ini berarti bahwa anak itu
merasa suatu perasaan harga dirinya dalam syarat-syarat tertentu.
g) Syarat utama
timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa
syarat” (unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini
berkenbang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan
anak bertingkah laku. Cinta yang diberikan debgan bebas ini bagi anak itu
menjadi sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan.
h) Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan
terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan
melakukan apa saja yang diinginkan tanpa dinasihati.
G. PENDAPAT MASLOW
Pribadi yang sehat menurut maslow
1. Menerima
realitas secara tepat
Orang-orang
yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya
secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat
penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan
persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat
sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian
yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka
sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan
kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi
efisien secara intelektual.
2. Menerima
diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka
tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat
sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak
merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut. Karena orang-orang
sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau
memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan
ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya,
orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga
mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara
spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian
diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Kita dapat
mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai
dengan kodrat mereka.
Dalam situasi dimana
ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau
dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang
persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional
atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan
sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social. Akan tetapi dalam situasi di mana
menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting
oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut.
Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman,
serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan
pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang
mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq
pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu
yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak
semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka tidak
melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi
karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan
kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat
potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang
diri mereka siapa dan apa.
5. Memiliki
kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan
dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan
mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah.
Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir
mereka sendiri.
Sebaliknya,
orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang
lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6. Memiliki
ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian
diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi
mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau
kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat
mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay
sebagai malapetaka.
7. Menghargai
dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai
pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang,
dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum.
Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk
bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa
berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki
pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana
orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan
terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman
keagamaan yang mendalam.
Maslow
menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada
pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini
kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih
sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang
biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki
identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian
diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap
semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah
anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan
dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang
yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik
daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu
dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena
tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka
cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki
relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan
hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang
memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan
persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan
individu-individu lain.
Meskipun orang-
orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi
baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka
membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah
pada nilai-nilai demokratis
Orang yang
sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social,
tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka
sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat
mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki
nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat
membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau
cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga
sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang
sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang-
ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13. Memiliki
rasa humor yang tinggi
Orang-orang
yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan
seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa
rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap
penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul.
Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14. Menemukan
hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas
merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-
pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun
tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas
lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih
mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan
mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
15. Memiliki
integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi
– pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut
cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang
kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya
seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat
sehat.
H. PENDAPAT
FROMM
Fromm melihat
kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa
kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimna baik nya masyarakat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan
menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha
masyarakat. Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya
kebutuhan-kebutuhan manusia.
a) Suatu
masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan,
ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan merintangi pertumbuhan penuh
dari setiap individu. Suatu masyarakat yang sehat membiarkan anggota-anggotanya
mengembangkan cinta satu sama lain, menjadi produktif yang kreatif, mempertajam
dan memperhalus tenaga pikiran dan objektivitasnya dan mempermudah timbulnya
individu-individu yang berfungsi sepenuhnya. Tetapi apabila kekuatan-kekuatan
sosial mencampuri kecenderungan kodrati untuk pertumbuhan, akibatnya ialah
tingkah laku irasional dan neurotis, masyarakat-masyarakat yang sakit
menghasilkan orang-orang yang sakit.
b) Fromm
melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian.
Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat
evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu
dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang,
tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi
perbedaan yang sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih rendah
terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal. Kita
mengetahui bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah dari
alam.
c) Dorongan Kepribadian
yang sehat. Sebagai organisme yang hidup, kita didorong untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan kelaparan, kehausan, dan seks. Apa
yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan
psikologis. Semua manusia sehat dan tidak sehat didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan antara mereka terletak dalam cara
bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-orang yang
sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara irasional.
Refrensi :
Langganan:
Postingan
(Atom)